Sabtu, 12 September 2009

Islam di Prancis Terbesar di Eropa

Islam adalah agama yang damai, universal, dan rahmat bagi seluruh alam. Karena dasar itu, agama Islam pun dapat diterima dengan baik di berbagai belahan muka bumi ini. Mulai dari jazirah Arabia, Asia, Afrika, Amerika, hingga Eropa.

Pada abad ke-20, Islam berkembang dengan sangat pesat di daratan Eropa. Perlahan-lahan, masyarakat di benua biru yang mayoritas beragama Kristen dan Katholik ini mulai menerima kehadiran Islam. Tak heran bila kemudian Islam menjadi salah satu agama yang mendapat perhatian serius dari masyarakat Eropa.

Di Prancis, Islam berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20 M. Bahkan, pada tahun 1922, telah berdiri sebuah masjid yang sangat megah bernama Masjid Raya Yusuf di ibu kota Prancis, Paris. Hingga kini, lebih dari 1000 masjid berdiri di seantero Prancis.

Di negara ini, Islam berkembang melalui para imigran dari negeri Maghribi, seperti Aljazair, Libya, Maroko, Mauritania, dan lainnya. Sekitar tahun 1960-an, ribuan buruh Arab berimigrasi (hijrah) secara besar-besaran ke daratan Eropa, terutama di Prancis.

Saat ini, jumlah penganut agama Islam di Prancis mencapai tujuh juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, Prancis menjadi negara dengan pemeluk Islam terbesar di Eropa. Menyusul kemudian negara Jerman sekitar empat juta jiwa dan Inggris sekitar tiga juta jiwa.

Peran buruh migran asal Afrika dan sebagian Asia itu membuat agama Islam berkembang dengan pesat. Para buruh ini mendirikan komunitas atau organisasi untuk mengembangkan Islam. Secara perlahan-lahan, penduduk Prancis pun makin banyak yang memeluk Islam.

Karena pengaruhnya yang demikian pesat itu, Pemerintah Prancis sempat melarang buruh migran melakukan penyebaran agama, khususnya Islam. Pemerintah Prancis khawatir organisasi agama Islam yang dilakukan para buruh tersebut akan membuat pengkotak-kotakan masyarakat dalam beberapa kelompok etnik. Sehingga, dapat menimbulkan disintegrasi dan dapat memecah belah kelompok masyarakat.

Tak hanya itu, pintu keimigrasian bagi buruh-buruh yang beragama Islam pun makin dipersempit, bahkan ditutup. Meski demikian, masyarakat Arab yang ingin berpindah ke Prancis tetap meningkat. Pintu ke arah sana semakin terbuka.

Pelajar Muslim

Pada tahun 1970-an, imigran Muslim kembali mendatangi negara pencetus trias politica itu. Kali ini, para pelajar Muslim yang datang ke Prancis untuk menuntut ilmu. Kedatangan para pelajar ini menjadi faktor penting yang mengambil peran besar dan penting dalam mendorong penyebaran Islam dan berkehidupan Islam di jantung negeri Napoleon Bonaparte ini.

Tahun 1985, diselenggarakan konferensi besar Islam yang dibiayai Rabithah Alam Islami (Organisasi Islam Dunia). Turut serta dalam konferensi itu 141 negara Islam dengan keputusan mendirikan Federasi Muslim Prancis.

Peristiwa besar ini tidak luput dari perhatian dunia, mengingat kehadiran umat Islam di salah satu negara Eropa selalu menjadi dilema bagi para penguasa setempat, terutama yang menyangkut ketenagakerjaan (buruh) dan masalah sosial.

Hasil konferensi dan terbentuknya federasi Muslim itu berhasil mempersatukan sebanyak 540 buah organisasi Islam di seluruh Prancis dan melindungi 1600 buah masjid, lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan gedung-gedung milik umat Islam.

Dengan kondisi ini, barisan (saf) umat Islam pun semakin kokoh. Yang lebih menggembirakan lagi, kebanyakan anggota federasi yang menjalankan roda organisasi justru berasal dari kaum muda-mudi Muslim berkebangsaan Prancis sendiri.

Federasi ini bertujuan berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan keislaman di Prancis dan memberikan pengetahuan dan pendidikan tentang Islam kepada warga Prancis.

Lembaga ini berperan besar dalam menjembatani umat Islam Prancis dengan pemerintah setempat, terutama dalam menyuarakan kepentingan umat Islam.

''Dengan kesepakatan ini, umat Islam punya hak yang sama dengan umat Katholik, Yahudi, dan Protestan,'' kata seorang menteri di pemerintahan, Nicolas Sarkozy.

Organisasi itu merupakan gabungan dari tiga organisasi besar Islam di Prancis, yakni Masjid Paris, Federasi Nasional Muslim, dan Persatuan Organisasi Islam Prancis.

Pelarangan Jilbab

Prancis, yang juga terkenal sebagai negara mode ini, pernah melarang Muslimah menggunakan jilbab sekitar tahun 1989. Pelajar Muslimah dikeluarkan dari kelas karena memakai jilbab, pekerja Muslimah dipecat dari kantornya karena mengenakan jilbab. Namun, mereka tidak menyerah begitu saja. Umat Islam Prancis menggoyang Paris dengan aksi-aksi demo menuntut kebebasan. Dan, umat Islam di berbagai negara pun turut melakukan protes atas kebijakan tersebut.

Akhirnya, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan pada 2 November 1992 yang memperbolehkan para siswi Muslimah untuk mengenakan jilbab di sekolah-sekolah negeri.

Sekarang, tampilnya wanita-wanita berjilbab di Prancis menjadi satu fenomena keislaman yang sangat kuat di negeri tersebut. Mereka bukan hanya hadir di masjid-masjid atau pusat-pusat keagamaan Islam lainnya, melainkan juga di sekolah-sekolah negeri, perguruan tinggi negeri, dan tempat-tempat umum lainnya.

Banyak hal yang memengaruhi perkembangan Islam di Perancis. Salah satunya adalah Perang Teluk 1991 yang menyebabkan munculnya krisis identitas di kalangan anak muda Muslim di Prancis. Kondisi ini mendorong mereka lebih rajin datang ke masjid. Gerakan Intifada di Palestina juga mendorong makin banyaknya Muslim Perancis yang beribadah ke masjid.

Umat Islam di Prancis memiliki peranan yang sangat penting. Mereka memainkan peranan dalam semua sektor. Mulai dari pendidikan, lembaga keuangan, pemerintahan, olahraga, sosial, dan lainnya.

Bahkan, pada Perang Dunia I dan II, umat Islam di Eropa tercatat turut menentang pendudukan Nazi. Keikutsertaan umat Islam dalam menentang pendudukan Nazi menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan kemerdekaan Prancis.


Masjid dan Sekolah Islam Meningkat

Seiring dengan berkembangannya agama Islam di negara Prancis, jumlah sarana ibadah dan kegiatan keislaman pun semakin meningkat.

Menurut survei yang dilakukan kelompok Muslim Prancis, sampai tahun 2003, jumlah masjid di seantero Prancis mencapai 1.554 buah. Mulai dari yang berupa ruangan sewaan di bawah tanah sampai gedung yang dimiliki oleh warga Muslim dan dibangun di tempat-tempat umum.

Perkembangan Islam dan masjid di Prancis juga ditulis oleh seorang wartawan Prancis yang juga pakar tentang Islam, Xavier Ternisien. Dalam buku terbarunya, Ternisien menulis, di kawasan Saint Denis, sebelah utara Prancis, terdapat kurang lebih 97 masjid, sementara di selatan Prancis sebanyak 73 masjid.

Ternisien menambahkan, masjid-masjid yang banyak berdiri di Prancis dengan kubah-kubahnya yang khas menunjukkan bahwa Islam kini makin mengemuka di negara itu. Islam di Prancis bukan lagi agama yang di masa lalu bergerak secara diam-diam.

''Masjid-masjid yang ada di Prancis kini bahkan dibangun atas tanah milik warga Muslim sendiri, bukan lagi di tempat sewaan seperti pada masa lalu,'' ujarnya.

Tampaknya, pada tahun-tahun mendatang, jumlah masjid akan makin bertambah di Prancis. Sejumlah masjid yang ada sekarang terkadang tidak bisa menampung semua jamaah. Masjid di kawasan Belle Ville dan Barbes, misalnya, sebagian jamaah terpaksa harus shalat sampai ke pinggiran jalan.

Awalnya, masjid-masjid yang ada di Prancis didirikan oleh orang-orang Muslim asal Pakistan yang bekerja di pabrik-pabrik di Paris, Prancis. Mereka mengubah ruangan kecil tempat makan siang atau berganti pakaian menjadi ruangan untuk shalat. Terkadang, mereka menggunakan ruangan di asramanya sebagai sarana ibadah. Sehingga, hal itu terus berkembang dan menyebar.

Perkembangan yang terus meningkat itu membuat sebagian masyarakat Prancis khawatir. Masjid-masjid yang ada sering menjadi sasaran serangan yang berbau rasisme. Masa suram masjid di Prancis terjadi pada tahun 2001. Sejumlah masjid menjadi sasaran serangan dengan menggunakan bom molotov. Bahkan, ada masjid yang dibakar. Bentuk serangan lainnya adalah menggambari dinding-dinding masjid dan dinding rumah imam-imam masjid dengan lambang swastika. Namun, sejauh ini, belum ada organisasi hak asasi manusia atau asosiasi Muslim yang mempersoalkan serangan-serangan itu.

Sekolah

Tak hanya masjid yang tumbuh, lembaga pendidikan Islam di negeri mode ini pun turut berkembang. Sejumlah sekolah Islam berdiri di Prancis. Sampai kini, sedikitnya ada empat sekolah Muslim swasta.

''Pemerintah belum lama ini memberi izin untuk memulai operasi,'' ujar Mahmoud Awwad, sponsor dan direktur sekolah Education et Savior.

Awalnya, sebuah sekolah didirikan di Vitrerie, pinggiran selatan Paris. Kurikulumnya disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional Prancis, namun ada tambahan pelajaran khusus muatan lokal tentang keislaman, seperti bahasa Arab dan agama Islam.

Education et Savior adalah sekolah kedua yang dibuka di Paris setelah sekolah Reussite di pinggiran Aubervilliers, utara Paris, dan yang keempat di Prancis. Dua sekolah swasta Islam lainnya adalah Ibn Rushd di Kota Lille, utara Prancis, dan Al-Kindi di Kota Lyon.

Selama ini, umat Islam di Prancis ingin memiliki sekolah swasta Islam setelah Paris melarang jilbab dan simbol keagamaan di sekolah negeri empat tahun lalu. Siswi Muslim yang memakai jilbab akan dikeluarkan dari sekolah dan kondisi ini membuat masa depan mereka suram.

Awwad mengaku, pihaknya tidak sulit mendapatkan izin pendirian sekolah Islam. ''Tidak seperti sekolah Al-Kindi, kami tidak menemui rintangan,'' ujar Awwad. Pembukaan Al-Kindi di Lyon mendapat hambatan saat dibuka pada 2006.

Academy of Lyon, badan pendidikan negara yang tertinggi di kota itu, menolak izin operasional sekolah itu dan menutup sekolah dengan alasan pihak sekolah tidak memenuhi standar kebersihan dan keselamatan. Namun, Pengadilan Administratif di Lyon membatalkan penutupan itu pada Februari tahun lalu. Ini berarti sekolah Al-Kindi bisa membuka ajaran baru pada Maret 2007.

Menurut para pemimpin Muslim Prancis, insiden di Al-Kindi justru mendorong masyarakat Muslim untuk membuka sekolah serupa. ''Kontroversi Al-Kindi mendobrak ketakutan di minoritas Muslim untuk memiliki sekolah lebih banyak,'' ujar Lhaj Thami Breze, ketua Organisasi Persatuan Islam di Prancis, UOIF. osa/taq

Kami Mujahid, Teroris Bukanlah Islam !



Pers Australia Langsung Menuduh Kelompok Islam. watch The Truth about Bali Bombing!

Sebagaimana bisa ditebak, media Barat, khususnya Australia, langsung mencurigai kelompok Islam di balik kejadian.

Tak sampai beberapa jam kejadian bom, media-media Australia langsung menyebut kelompok Islam sebagai pelaku. Situs The Australian, Jumat (17/7) langsung mencurigai Jamaah Islamiyah berada di balik teror bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Ini terlihat pada judul berita, “Jakarta hotel blasts kill seven, bear mark of Jemaah Islamiah” karangan Stephen Fitzpatrick, Mark Dodd.
Tidak ada argumentasi atau pembeberan indikasi kuat yang melatari kecurigaan itu, kecuali sekadar mengabarkan bahwa “kecuriagaan segera tertuju pada teror Jamaah Islamiah, pelaku serangan Hotel JW Marriott tahun 2003 yang menewaskan 12 orang.” Sedangkan metode serangan kali ini, katanya, menunjukkan peralihan strategi JI.

The Australian juga menyebutkan, dari 48 korban luka, ada satu warga Australia. Identitasnya belum mereka ketahui. Dikutip juga kesaksian Tom Warden, 25, dari Australia yang disebutkan bekerja di Hotel Ritz-Carlton. Saat kejadian itu ia sedang menyiapkan sarapan.

Media Australia lainnya, ABC News, dalam judul “Fatal Jakarta Blasts: Top U.S. Terror Experts Point to al Qaeda-Connected Group ”, langsung bisa menyebut nama Noordin Mohammad Top.

Sementara itu, Rohan Gunaratna, ahli terorisme internasional yang juga Direktur International Center for Political Violence and Terrorism Research (ICPVTR) di Nanyang Technological University Singapura juga langsung menuduh kelompok Islam. [cha/abc/ta/blom/hidayatullah]


Kami Mujahid, Teroris Bukanlah Islam !
Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, organisasi sosial-keagamaan terbesar di kawasan timur Indonesia dan berkantor pusat di Palu, Sulawesi Tengah, mengutuk keras peledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriot Jakarta pada Jumat pagi.

Ormas ini menilai perbuatan tersebut sebagai tindakan brutal dan tidak berperikemanusiaan.
"Kami mengutuk sekeras-kerasnya perbuatan itu karena telah mengorbankan orang lain yang tidak berdosa. Karena itu, siapa pun pelakunya harus segera ditangkap dan diadili," pinta Ketua Dewan Ulama PB Alkhairaat, KH Drs Dahlan Tangkaderi, kepada pers di Palu, Jumat (17/7).

Menurut dia, apapun alasannya peledakan di Jakarta yang diduga merupakan aksi bom bunuh diri itu sangat tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Apalagi di Negara Indonesia sendiri semua permasalahan yang ada masih dapat diselesaikan secara musyawarah, karena adanya sikap keterbukaan dari pemerintah untuk menuntaskannya.

Ia menjelaskan, kondisi di negara Indonesia sangat jauh berbeda dengan di Irak.

Kalau aksi bom bunuh diri di Irak kemungkinan masih dapat diteloransi karena memang ada pandangan sebagian masyarakat di sana bahwa tidak ada lagi jalan keluarnya untuk memecahkan masalah bangsa dan negaranya akibat kuatnya intervensi asing.

Tapi, katanya, keadaan di Indonesia sangat tidak dibenarkan melakukan aksi brutal semacam bom bunuh diri, sebab masih banyak cara yang bisa dilakukan dalam menyelesaikan semua persoalan yang ada dalam masyarakat.

Namun, Tangkaderi yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Sulawesi Tengah itu meminta pihak-pihak berwenang di dalam negeri tidak terburu-buru menuduh kelompok tertentu sebagai pelaku peledakan tersebut, sebelum mendapatkan alat bukti kuat yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Di negara kita ini memang masih ada kelompok-kelompok garis keras, bukan saja dari Islam tetapi juga dari semua agama. Tapi untuk mengarahkan pelakunya dari kelompok mana, harus didasarkan pada alat bukti pendukung yang kuat guna menghindari munculnya masalah baru," tuturnya.

Tangkaderi juga meminta pemerintah Indonesia untuk menghindari intervensi asing dalam penyelidikan dan pengusutan kasus peledakan bom pada Jumat pagi di Jakarta itu, agar proses penyelesaian masalahnya tidak diintervensi pihak asing.

"Peristiwa ledakan bom di Jakarta itu adalah masalah dalam negeri kita sendiri, sehingga harus diselesaikan oleh aparat keamanan kita sendiri," tuturnya.

Dia juga menyarankan perlunya pemerintah Indonesia mengevaluasi masalah yang ada di dalam negerinya sendiri untuk kemudian diselesaikan secara simultan dan tuntas, sebab banyak faktor yang mempengaruhi muncul sikap radikalisme dari sebagian penduduknya.

Di negeri kita ini, kata dia, ada penggusuran di mana-mana, preman masih berkeliaran, hingga muncul orang-orang nekad karena melihat masih ada ketidakadilan sosial lainnya yang terbiarkan.

"Masalah-masalah seperti itu perlu segera dicarikan jalan keluar terbaik dan harus menyentuh akar masalahnya agar tidak semakin menyulitkan pemerintah dan masyarakat di belakang hari," demikian Tangkaderi yang mantan Kepala Kanwil Depag Sulawesi Tengah ini. (dakta)


Jangan Terlalu Dini Menuduh Islam
Pernyataan Azyumardi ini disampaikan terkait pernyataan mantan Kepala Intelijen Hendropriyono yang mengarahkan telunjuknya kepada gerakan Wahabi terkait peristiwa bom Hotel Marriot dan Ritz Charlton.

"Terlalu dini jika mengatakan begitu. Kalau kita langsung mengarahkan telunjuk kepada salah satu ormas Islam, kita bisa dimarahi," kata Azra.

Seperti diketahui, Hendro saat diwawancarai sebuah TV swasta via sambungan telpon Jumat malam mengatakan bahwa pasca tragedi bom Marriot dan Ritz Charlton, pemerintah hendaknya lebih mengantisipasi gerakan Wahabi di Indonesia, stigma yang acap dibuat menyudutkan kelompok Islam. Selain itu, Hendro juga mengatakan bahwa gerakan organisasi Islam transnasional seperti Ikhwanul Muslimin mestinya menjadi perhatian serius.

Di kesempatan yang sama Azra meminta agar petinggi negara tidak gegabah mengeluarkan pernyataan yang rentan memantik kontroversi dan kekhawatiran di masyarakat terkait tragedi ini.

Tindakan teror yang terjadi kemarin, tegas Azra, sangat tidak bisa dibenarkan. "Ini tragedi kemanusiaan yang membuat hati kita tersayat. Saya mengutuk tindakan tak beradab tersebut," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, pada Jum'at (07/17) kemarin sekitar pukul 07.45 WIB ledakan besar terjadi di dua hotel bintang lima di kompleks Mega Kuningan, yakni Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton. Akibatnya, banyak korban luka-luka, baik warga negara Indonesia atau warga asing yang kini dilarikan ke Rumah Sakit MMC dan Rumah Sakit Jakarta. [ain/hidayatullah]


Din Syamsuddin: Jangan Mengaitkan Bom dengan Agama
Dalam sebuah pesan pendek yang disampaikan kepada redaksi hidayatullah Dr. Din Syamsuddin meminta semua pihak tak mengaitkan kasus bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton dengan agama.

Din juga menyesalkan aksi tersebut terjadi. Ia menilai tindakan ini sebagai sesuatu yang sangat tidak berperikemanusiaan.

Lebih jauh, ia meminta kepada pemerintah mengusut tuntas dan menciptakan ketenangan di masyarakat. Selain itu, Din juga berharap agar pemerintah menghindri ketegangan dalam kehidupan masyarakat .

Sebagaimana diketahui, sekitar pukul 07.45 WIB ledakan besar terjadi di dua hotel bintang lima di kompleks Mega Kuningan yakni Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton. Akibatnya, banyak korban luka-luka baik warga negara Indonesia dan warga asing yang kini dilarikan ke Rumah Sakit MMC dan Rumah Sakit Jakarta.

Rencananya, Hotel Ritz Carlton menjadi tempat penginapan para pemain kesebelasan Manchester United dan Hotel JW Marriott tempat menginap para pemain Indonesian All Star. [cha/hidayatullah]


Ba’asyir: Itu Makar Orang Kafir!
Pengasuh PP Al-Mukmin, Ngruki Ustad Abubakar Ba’syir memprediksi, peledakan JW Marriot merupakan makar orang kafir.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Solo, Ustad Abubakar Ba’asyir mengatakan, peledakan JW Marriot adalah makar orang kafir untuk menyudutkan Islam.

“Prediksi saya sementara, itu makar orang kafir agar (aparat) ada alasan lagi bertindak keras terhadap aktivis Islam, “ demikian ujar Ustad Abu.

Meski mengaku prediksi ini agak terburu-buru, karena aparat sedang mengumpulkan bukti, namun Ba’asyir mengaku punya alasan kuat.

Pertama, lanjut Ba’asyir, kasus ini terjadi setelah terjadinya Pemilu Presiden. Kedua, kasus ini terjadi di saat tekanan aparat terhadap para aktivis Islam sudah mulai melunak.

Menurut Ba’asyir, dakwah Islam sekarang ini lebih marak dan jauh lebih militan. Nah, pemandangan ini tentu membuat tak nyaman orang kafir. Apalagi, para aktivis dakwah sekarang sudah mulai terang-terangan bersikap keras terhadap paham demokrasi.

Lebih jauh, pria kelahiran Jombang, 17 Agustus 1938 ini juga mengingatkan aparat keamanan untuk tetap berhati-hati menyikapi kejadian ini dan tidak bertindak berlebihan terhadap aktivis dakwah.

“Saya ingatkan agar berhati-hati jangan berada di pihak orang kafir dan menyudutkan orang Islam, “ katanya. [cha/hidayatullah]


BACA - KILAS BALIK BOM BALI

DI : http://swaramuslim.net/galery/more.php?id=A6126_0_18_0_M


Steve Johnson, seorang private investigator warga negera Australia dan juga seorang Mualaf sedang memegang Brosur "Ultimate Explosion Party" yang tertera tanggal acara sama persis dengan peristiwa Bom Bali.
visit his web : http://ozboyfile.realrepublic.com

Murid-Murid Florida Berlomba "Setankan Islam



FLORIDA, AS – Semakin banyak anak-anak dari Dove World Outreach Center datang ke area sekolah publik pada hari Selasa dengan mengenakan kaus bertuliskan “Islam Is Of The Devil” (Islam Berasal Dari Setan) dan dipulangkan ke rumah atas pelanggaran terhadap aturan berpakaian distrik sekolah ketika mereka menolak untuk mengganti kausnya atau menutupi pernyataan anti Muslim yang tercetak di pakaian mereka itu. Staf pengacara distrik sekolah, Tom Wittmer, mengatakan kaus-kaus itu melanggar sebuah larangan distrik mengenai pakaian yang dapat “mengganggu proses belajar” atau membuat siswa lain menjadi “tersinggung atau terganggu”.

“Murid-murid memiliki hak kebebasan berbicara, dan kami telah mengijinkan beberapa murid datang ke sekolah mengenakan pakaian dengan berbagai pesan,” ujar Wittmer. “Namun pesan ini adalah sebuah pesan perpecahan yang dapat menyinggung murid lain. Kepala sekolah telah menganggap pesan di kaus-kaus itu sebagai sebuah pelanggaran terhadap aturan berpakaian.”

Wittmer mengatakan distrik sekolah membolehkan murid-murid mengekspresikan keyakinan agamanya tapi juga harus melindungi murid lainnya, contohnya mereka yang beragama Islam, dari diskriminasi berdasarkan keyakinan yang mereka anut.

Ia mengatakan perlakuan yang sama terhadap beragam keyakinan juga harus ada.

“Anak lainnya mungkin akan muncul dengan sebuah kaos bertuliskan ‘Kristen Agama Setan’,” ujar Wittmer.

Akademisi Amandemen Pertama mengatakan bahwa kebijakan distrik sekolah bersifat legal dan konstitusional. Ron Collins, seorang akademisi dari Pusat Amandemen Pertama yang bersifat non profit di Washington, mengatakan pengadilan memberikan “kebebasan dalam jumlah yang cukup signifikan” kepada pejabat-pejabat sekolah publik dalam mengatur pakaian murid-muridnya yang dapat mengganggu kelas atau fungsi sekolah.

“Dalam kasus ini, itu bukan hanya sebuah ekspresi relijius,” ujar Collins. “Itu adalah sebuah ekspresi relijius yang bersifat memusuhi terhadap ekspresi relijius lain.”

Collins mengakui bahwa kebebasan bicara para pelajar lebih mendapat perlindungan di institusi-institusi pendidikan setingkat universitas.

Catherine Cameron, seorang anggota fakultas di Sekolah hukum Stetson, mengatakan distrik sekolah “memiliki posisi yang bagus dari sudut pandang Amandemen Pertama” karena Pengadilan Tinggi AS telah memutuskan dalam beberapa kasus bahwa sekolah-sekolah publik dapat membungkam suara yang dianggap bersifat mengganggu “bahkan jika harus menginjak hak kebebasan berbicara anak lain.”

Di bagian depan kaus mereka terdapat salinan sebaris ayat dari Injil Yohanes,”Yesus menjawab, sayalah jalan dan kebenaran dan kehidupan; tidak ada yang dapat menghadap Bapa kecuali melalui saya,” dan pernyataan ini, “Saya sependapat dengan Dove Outreach Center.” Pesan “Islam Berasal Dari Setan” ada di bagian belakang.

Pada hari Senin, seorang siswa kelas lima berusia 10 tahun di SD Talbot dipulangkan ke rumah karena kaus itu. Hari Selasa, dua siswa SMA Eastside dan satu siswa SMA Gainesville dipulangkan ke rumah dan seorang siswa SMP Westwood harus mengganti bajunya karena kaus itu, menurut kongregasi Dove.

Pastor senior Dove, Terry Jones, mengatakan tidak ada perusahaan lokal yang berani mencetak kaus-kaus itu. Anggota Dove, Wayne Sapp, mengatakan ia kemudian memesan kaus itu lewat internet dari sebuah perusahaan yang membolehkan seseorang mendesain sendiri kausnya. Putrinya, Faith Sapp, 10, adalah murid SD Talbot yang dipulangkan pada hari Senin. Ia mengatakan diijinkan mengenakan kaus itu ke sekolah pada hari Selasa – dengan pesan Gospel di bagian depan masih terlihat dan pesan anti Islam di belakang telah tertutup.


Halaman Depan Sekolah

Putri Wayne Sapp, Emily Sapp, 15, adalah murid yang dikirim pulang dari SMA Gainesville pada hari Selasa. Baik Faith maupun Emily mengatakan bahwa mengenakan kaus itu ke sekolah adalah keputusan mereka sendiri, bukan perintah dari orangtua mereka, dengan tujuan mempromosikan keyakinan Kristen yang mereka anut. Emily Sapp mengatakan pernyataan “Islam Agama Setan” ditujukan pada agamanya, bukan penganutnya.

“Tidak ada masalah dengan orang-orangnya,” ujarnya. “Orang adalah orang. Mereka bisa diselamatkan seperti yang lainnya.”

Wayne Sapp berpendapat bahwa aturan berpakaian distrik sekolah memberikan terlalu banyak ruang untuk subyektivitas ketika para kepala sekolah dan administrator dapat menentukan mana pakaian yang bersifat ofensif dan mengganggu.

Ia menambahkan bahwa anak-anaknya memutuskan bahwa ini saatnya untuk “membela keyakinan mereka daripada mengatakan bahwa ‘peraturan akan melarangku’” dan mengatakan bahwa masyarakat telah “sangat mentolerir untuk menjadi toleran” sehingga kebebasan berbicara mulai memudar.

Jones mengatakan bahwa, baginya, menyebarkan pesan-pesan gereja “lebih penting daripada pendidikan itu sendiri.”

Semua anggota Dove yang diwawancarai mengatakan bahwa meskipun mereka tidak akan suka melihat seorang murid mengenakan kaus anti Kristen ke sekolah, mereka berpandangan murid-murid memiliki hak untuk melakukannya.

Saeed R. Khan, presiden Asosiasi Muslim Florida Utara Pusat, mengatakan pesan anti Islam itu tidak dapat diterima ketika “sekolah seharusnya mengajarkan toleransi terhadap orang lain.”

“Sangat menyinggung kan?” ujar Khan mengenai pesan di bagian belakang kasu itu. “Terutama di sekolah tempat kita berusaha menciptakan sebuah atmosfer di mana orang-orang harusnya saling menghormati satu sama lain dan hidup berdampingan, di mana terdapat orang-orang dari beragam etnisitas dan agama.”

Jones dan Wayne Sapp mengatakan anggota kongregasi belum memutuskan apakah anak-anak mereka akan terus diijinkan pergi ke sekolah mengenakan kaus tersebut karena mereka menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan – dan itu tidak terjadi jika mereka dipulangkan ke rumah karena melanggar aturan berpakaian. (rin/gv/smedia)


Penggunaan T-Shirt diatas adalah lanjutan dari gerakan Anti Islam sebelum sebelumnya di gereja America

Keajaiban Ramadan, Pekerja Asing di Saudi Berbondong Bondong Masuk Islam



660 warga Cina yg bekerja di Arab Saudi memeluk Islam.


Mualaf warga negara Filippina

Bulan suci Ramadhan telah menjadi saat yang populer bagi banyak non-Muslim, terutama para pekerja migran Filipina, untuk masuk agama Islam.

Setiap hari di, Islamic Centre di seluruh penjuru Arab Saudi membuka pintunya bagi para pekerja migran non-Muslim yang memutuskan untuk bergabung dengan agama tercepat pertumbuhannya di dunia ini. Selama bulan Ramadhan, organisasi-organisasi Muslim mengadakan kamp-kamp yang diikuti para pekerja migran yang ingin berbuka puasa.

Salah satu Islamic Centre, Cooperative Office for Call and Guidance at Al-Bat'ha (COCG Al-Bat'ha) di Riyadh, menyaksikan sekitar 200 calon mualaf dari berbagai negara datang ke tempatnya setiap bulan.

“Terima kasih pada Allah, jumlah mereka yang masuk Islam setiap bulan antara 180-200 orang, dari berbagai negara,” ujar direktur COCG, Sheikh Nouh al-Qarain.

“Sebagian besar dari mereka ingin masuk Islam karena konsep ketauhidan. Mereka ingin menyembah satu Tuhan dan hanya satu,” ujarnya.

Proses menjadi seorang Muslim melibatkan pencarian ilmu pengetahuan tentang agama Islam dan mengikuti upacara yang dipimpin oleh seorang imam, di mana mualaf diminta untuk mengucapkan dua kalimat shahadat.

Reaksi dari para mualaf setelah itu beragam. Seorang mualaf dari Filipina bernama Adcel Maglintian, mengatakan bahwa Islam memberinya sebuah kehidupan baru.

“Saya merasa seperti bayi yang baru lahir, kehidupan baru, kehidupan baru, jadi sekarang saya akan memulai kehidupan baru saya sebagai seorang Muslim. Saya sangat, sangat, sangat senang,” ujarnya.

Mualaf lain dari Filipina yang bernama “Bebido” mengatakan ia memilih menjalankan sholat lima waktu dalam sehari daripada kehidupannya dulu sebagai seorang Kristen.

“Ketika saya masih beragama Kristen, saya hanya datang ke gereja tiga hingga lima kali dalam setahun, namun dalam Islam saya tahu bahwa sholat dilakukan lima kali dalam sehari, saya melaksanakannya untuk berterima kasih pada Tuhan. Itulah mengapa saya masuk Islam, itulah mengapa saya perlu merasakan inti Islam dan menjadi seorang Muslim untuk berterima kasih pada Allah,” ujarnya.

Beberapa mengatakan bahwa Ramadhan menginspirasi mereka.

“Saya merasa senang karena kami akan makan malam bersama saat buka puasa tiba. Itulah mengapa jika saya berbuka sendirian, saya tidak merasa gembira karena saya ingin berkumpul dengan saudara-saudara baru saya dalam Islam,’ ujar seorang mualaf Filipina, Omar.

Arab Saudi menerima pekerja migran Filipina dalamjumlah terbesar di seluruh kawasan Timur Tengah. Setidaknya 200.000 pekerja Filipina masuk ke Arab Saudi hanya pada tahun 2007.

Total jumlah mereka diperkirakan sekitar 800.000 orang.

Setelah masuk Islam, para pekerja migran itu didorong oleh Islamic Centre dan imam untuk terus belajar tentang Islam untuk memperkuat keyakinan mereka.

“Apa yang akan kami lakukan sekarang adalah memberikan mereka pengetahuan dasar tentang Islam, Tauhid, Hadist, Al Qur’an, Fikih, dan yang lainnya, sangat dasar untuk mereka,” ujar seorang penceramah Filipina Sheikh Abdul Qadir Al Alabani.

Al Qarain, kepala Islamic Centre, berimigrasi dari Filipina ke Arab Saudi lebih dari 20 tahun yang lalu, dan merupakan salah satu penceramah non-Arab di negara tersebut.

Seorang anggota Universitas Rumah Sakit Abdul Aziz, ia menghabiskan waktu luangnya untuk berceramah di kalangan komunitas Filipina di Riyadh. Ia juga membawa sekelompok calon mualaf bersamanya setiap sholat Jumat.

Ia mengatakan hal yang paling sulit dan memakan waktu paling banyak adalah mengajarkan pada para mualaf baru detail tentang Islam setelah mereka resmi masuk Islam.

Diawasi oleh Kementerian Arab Saudi, COCG adalah Islamic Centre tertua dan salah satu yang paling aktif dalam hal ini. Beroperasi melalui sejumlah kamp yang berlokasi di wilayah-wilayah dengan populasi tinggi pekerja Asia, dan memiliki para penceramah yang mendedikasikan diri untuk membantu para non-Muslim masuk Islam.

Terdapat sekitar 18 Islamic Centre seperti COCG di Riyadh, dan lebih dari 215 diseluruh Arab Saudi.

Selain menyediakan makanan berbuka untuk 5000 orang setiap harinya di bulan Ramadhan, Islamic Centre juga memberikan ceramah gratis dan setiap dua tahun sekali mengajak kaum Muslim menunaikan umroh. (rin/wb/smedia)

660 China Pekerja Kereta Api Al-Haramain Masuk Islam


Enam ratus enam puluh warga negara Cina yang bekerja untuk proyek pembangunan kereta api Haramain telah memeluk Islam

MAKKAH - Enam ratus enam puluh warga negara Cina yang bekerja untuk proyek pembangunan kereta api Haramain telah memeluk Islam dalam sebuah upacara di yang diadakan Makkah.

Abdul Aziz Al-Khudhairi, wakil Emir Makkah, yang menyaksikan deklarasi syahadat yang menggambarkan peristiwa itu sebagai "respon langsung terhadap kritik dari pemerintah untuk kontraktor perusahaan asal Cina."

Kami menerima ratusan surat menentang penandatanganan kontrak dengan perusahaan Cina dan menuntut bahwa umat Islam akan dikontrak," kata Al-Khudhairi. "Enam ratus enam puluh dari mereka sekarang telah memeluk Islam.

Sekarang orang-orang yang meminta mereka untuk diberhentikan merasa senang karena meraka memeluk Islam. Angka-angka itu juga akan naik, karena hal ini hanyalah permulaan, dan mewakili sekitar sepuluh persen dari 5.000 pekerja untuk pembangunan kereta api Haramain.

Al-Khudhairi berkomentar bahwa "tingkah laku kita mencerminkan ajaran-ajaran agama kita dan kata-kata kita harus sesuai dengan perbuatan kita yang mempunyai efek pada orang-orang". "Kita juga harus menghormati hak asasi manusia," tambahnya.

Sementara itu, sebanyak 2.722 orang telah memeluk Islam di Dinas Koperasi telekomunikasi, atas bimbingan dan kesadaran Masyarakat di profinsi Al-Taif.

Kantor Direktur Jenderal Sheikh Mohammed bin Ibrahim Al-Sawat menunjukkan bahwa kantornya juga telah mendistribusikan 1.247.694 salinan Alquran, buku-buku agama dan pamflet serta 225, 901 kaset keagamaan. (sabili)

Pidato Ahmadinejad Buat Kuping Israel Terbakar



peserta konference kolaborator Israel walkout

JENEWA - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kembali melontarkan kalimat-kalimat pedas terhadap Israel di forum anti rasisme di Jenewa, sehingga mendorong beberapa delegasi Eropa angkat kaki dari pertemuan itu karena menilai serangan verbalnya terhadap Israel sebagai menebar kebencian. Dalam pidatonya di konferensi rasisme di Jenewa, Ahmadinejad menyebut rasisme sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dunia dan dengan terang menunjuk Israel dengan mengeluarkan seruan melawan rasisme kaum Zionis Israel.

"Kata Zionisme mewujudkan rasisme yang secara keliru berlindung pada agama dan mencaci sentimen-sentimen keagamaan untuk menutupi kebencian dan wajah buruk mereka," kata Ahmadinejad. Ahmadinejad kemudian melanjutkan serangannya pada Israel dengan berkata selama jumpa pers bahwa rezim Zionis tengah mengancam memerangi Iran.

Segera setelah Ahmadinejad menyampaikan kalimat-kalimat pedasnya ini, sejumlah delegasi termasuk Prancis, Finlandia dan Denmark angkat kaki dari ruangan sebagai unjuk protes atas pernyataan Presiden Iran ini yang salah satunya menuduh Israel tengah membangun rezim rasis yang beringas dan represif terhadap Palestina.

Republik Ceko yang sedang kebagian memimpin kepresiden Uni Eropa juga menyatakan bahwa delegasiya akan menarik diri dari konferensi itu.

AS, Jerman, Kanada dan Australia adalah beberapa negara yang memboikot forum internasional Jenewa itu karena khawatir menjadi forum kecaman yang tidak seimbang terhadap Israel.

Hari ini Israel telah memanggil duta besarnya untuk Swiss untuk berkonsultasi mengenai protes negara itu terhadap berlangsungnya pertemuan antara Presiden Swiss Hans-Rudolf Merz dan Ahmadinejad.

Sementara itu, Deputi Dubes AS untuk PBB, Alejandro Wolff, menyebut pidato Ahmadinejad itu penuh dengan kebencian. "Ini mamalukan, gegabah, menunjukkan pengabaian pada organisasi di tengah mana dia berbicara, (yaitu) PBB dan menggambarkan ketidakadilan yang seram dari bangsa Iran."

Pesan Kuat


Para Mahasiswa Yahudi berdemo menentang Pidato Ahmadinejad

Presiden AS Barack Obama sangat menentang pernyataan Iran ini, kata Robert Gibbs, Sekretaris Pers Gedung Putih, dalam satu brifing di Washington.

Sementara Robert Wood, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menyebut pernyataan Ahmadinejad ini tidak bisa diterima dan angkat kaki dari konferensi adalah satu pesan kuat terhadap Iran.

AS sendiri masih berharap untuk melibatkan Iran dalam masalah-masalah seperti peran negara itu di Irak, kata Wood kepada wartawan di Washington hari ini.

Israel telah menolak keperansertaan Ahmadinejad dalam konferensi itu karena berulangkali mempertanyakan keabsahan sejarah mengenai Holokus.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengkritik Ahmadinejad karena telah memanfaatkan pidatonya untuk mengeluarkan hujatan, memecah belah dan bahkan menghasut.

"Pernyataan Presiden Iran telah membuat forum ini jauh lebih sulit menciptakan solusi yang konstruktif untuk masalah-masalah yang sebenarnya dari rasisme," kata Ban.

Ban, yang duduk tepat berhadapan dengan Ahmadinejad selama Presiden Iran itu berpidato, juga menyatakan merasa sangat menyesal bahwa harapannya untuk terciptanya masa depan persatuan dunia tidak amini oleh Presiden Iran.

Ban menyatakan dia telah mengingatkan Ahmadinejad selama pertemuan awal mereka menjelang konferensi bahwa Majelis Umum PBB telah mengadopsi satu resolusi yang mencabut penyamaan Zionism dengan rasisme dan mengakui fakta-fata sejarah dari Holokus.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy juga mengecam pernyataan Ahmadinejad dalam konferensi itu.

"Konferensi Jenewa bertujuan untuk mendukung perjuangan melawan rasisme dalam segala bentuk. (Namun) Pidato dari Presiden Iran adalah justru kebalikannya, yaitu satu seruan yang tak bisa ditoleransi mengenai kebencian rasis, mengolok-olok cita-cita dan nilai yang ditorehkan dalam Deklarasi Universal HAM," kata Sarkozy.

Behitu Ahmadinejad melangkahkan kaki menuju mimbar untuk menyampaikan pidato, beberapa pemrotes yang mengenakan rambut palsu beraneka warna dan hidung plastik merah dari plastik, berunjuk rasa, namun segera dibubarkan petugas keamanan.

Liberalisme Barat


peserta konference kolaborator Israel walkout


Delegasi Israel Kosong Blong !!

Selama pidatonya, Presiden Iran ini berkata bahwa liberalisme Barat, seperti halnya komunisme, telah menemui akhirnya. Liberalisme Barat berusaha mencapai tujuannya sendiri dan pengaturan baru yang tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan norma ilahi.

Meskipun begitu, dia memastikan bahwa dia akan menyambut Obama dalam meningkatkan hubungan kedua negara.

"Kami menyambut perubahan-perubahan mendasar ini. Perubahan itu penting, terutama dalam kerangka situasi yang sedang terjadi sekarang. Sementara adalah tidak mungkin membenarkan kecenderungan hubungan dunia sekarang. Kami mendukung dialog yang didasarkan pada saling menghormati dan mengakui prinsip keadilan," katanya.

Sebelum Ahmadinejad berbicara, PM Israel Benjamin Netanyahu, saat berpidato dalam pertemuan kabinet yang bertepatan dengan pengenangan tahunan atas 6 juta warga Yahudi yang dibantai selama Perang Dunia II, menyatakan bahwa penyesalan Israel adalah tidak semua orang mau belajar dari Holokus.

Pemimpin Israel ini lalu mengkritik penyelenggara konferensi di Jenewa karena memberikan platform (serangan) pada Ahmadinejad yang merupakan penyangkal Holokus dan berulangkali ingin menghapus Israel dari peta Bumi.(ant/smedia)

Didepan Ahmadinejad, Sekjen OKI Optimis Wujudkan Harapan Ummat Islam
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam pertemuannya dengan Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsan Oglu, menyebut penolakan terhadap rasialisme sebagai solusi problema dunia Islam. Ahmadinejad pada hari kedua di Jenewa melakukan pertemuan dengan Ihsan Oglu. Dalam pertemuan tersebut, Ahmadinejad menjelaskan problema yang ada di di dunia Islam disebabkan infilterasi pihak-pihak asing, dan mengatakan, " Semua problema dunia bermuara pada pemaksaan di bawah tekanan AS dan Rezim Zionis Israel."

Menyinggung masalah Afghanistan, Ahmadinejad menilai pentingnya peran OKI dalam menyelesaikan problema negara ini. Dikatakannya, "Afghanistan memiliki penyelesaian manusiawi. Pihak-pihak asing harus menyadari bahwa serangan militer bukan hanya tidak menyelesaikan masalah Afghanistan, tapi juga memperumit problema yang ada."

Dalam kesempatan tersebut, Ihsan Oglu seraya menyinggung pentingnya kebersamaan negara-negara Islam dengan OKI, mengatakan, "Saya optimis, jika negara-negara Islam bergerak bersama dengan OKI, kita dapat mengambil banyak tindakan. Bahkan kita mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk merealisasikan seluruh harapan ummat Islam di dunia." Ihsan Oglu juga mendukung program nuklir sipil Iran. (irib)

Barack Hussein Obama Bahayakan Kepentingan Dunia Yahudi Israel



Israel Akui Solusi Dua Negara

Mantan juru bicara dewan AS, Newt Gingrich, pada hari Minggu waktu setempat (Senin WIB) mengecam pemerintahan Obama karena sering berseberangan dengan Israel dan “membahayakan” negara Yahudi tersebut, katanya dihadapan Komite Urusan Masyarakat Amerika-Israel (AIPAC).

“Mereka secara sistematis menyusun sebuah pertemuan yang paling menentukan yang pernah terlihat,” kata politisi senior partai Republik tersebut, mengomentari pemberitaan mengenai pendekatan yang diambil pemerintahan AS terhadap konflik Palestina-Israel.

“Seolah ada keinginan (dari pemerintah AS) untuk membuat kesepakatan (antara pemerintah Israel) dengan dunia Arab,” katanya sebelum berpidato dihadapan konferensi tahunan AIPAC.

Newt menyebut program yang dicetuskan oleh presiden AS, Barack Obama, mengenai hubungan dengan Iran sebagai sebuah khayalan belaka, dan tidak lupa menambahkan bahwa kebijakan Obama mengenai masalah Timur Tengah ‘sangat membahayakan’ Israel.” Dia menyebut langkah pendekatan yang diambil Obama dengan “sebuah tiruan nyata dari kelemahan yang pernah dilakukan oleh presiden AS sejak era Jimmy Carter.”

Newt tetap pada pendiriannya dan mengatakan bahwa AS seharusnya mengatakan kepada Israel: “kami ada demi keselamatan bangsa Israel” dan “kami tidak akan memberikan toleransi kepada Iran dan membiarkan mereka yang sengaja mengembangkan senjata nuklir.

Dia menambahkan bahwa terciptanya perdamaian antara rakyat Palestina merupakan hal yang penting, dan bahwa AS seharusnya membantu para pemimpin negara Palestina untuk memimpin rakyatnya dan mengenyahkan Hamas.

Pemerintahan Obama juga mencoba untuk mendukung Fatah dan mencoba untuk memulai kembali proses perdamaian yang sempat terhenti antara Palestina dan Israel untuk mencapai tujuan akhir.

Pemerintahan AS juga memfokuskan diri untuk menghentikan upaya Iran dan mencegah negara tersebut untuk mendapatkan senjata nuklir, AS juga harus mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran jika proses pembicaraan berujung pada jalan buntu.

Gingrich banyak disebut-sebut sebagai calon kuat dari partai Republlik dalam kampanye pemilihan presiden berikutnya, Gingrich juga telah menahbiskan ulang dirinya sebagai seorang pucuk pimpinan di partai Republik, yang saat ini menjadi partai oposisi pemerintah, berjuang untuk menemukan kembali identitas partai dan daya tarik bagi para pemilih setelah pada musim gugur tahun ini menderita kekalahan dalam pemilihan umum.

Tokoh-tokoh kunci partai Demokrat, termasuk wakil presiden AS, Joe Biden, akan menghadiri konferensi tersebut dalam satu dua hari yang akan datang.

Sementara itu, ketika presiden Israel, Shimon Peres, mengadakan pertemuan dengan presiden Obama, para anggota panel yang menyebut diri Israel Factor (sebuah badan beanggotakan delapan panelis Israel yang dibentuk pada tahun 2005 dan terakhir membahas masalah kampanye calon presiden AS pada 2008, yang memberikan penilaian dan peringkat kepada masing-masing calon berdasarkan pada sikap yang mereka tunjukkan terhadap Israel, namun sekarang lebih fokus pada pemberian peringkat pada kebijakan pemerintahan baru AS) cenderung meyakini bahwa Obama dan pemerintahan baru AS “baik bagi Israel”.

Pada bulan Februari lalu, ketika Obama dilantik dalam sebuah upacara kenegaraan, para anggota panel, termasuk mereka yang menilai bahwa John McCain adalah pilihan yang lebih baik (atau lebih aman) bagi Israel dibandingkan Obama, bisa lebih bernafas lega. Seratus hari berlalu, beberapa anggota panel tersebut memutuskan bahwa mereka perlu melihat kembali bagaimana kinerja presiden baru AS tersebut. Dan sebagai hasilnya, peringkat Obama menurun.

Berdasarkan penilaian yang diberikan panel tersebut terhadap tokoh-tokoh kunci pemerintahan AS, Hillary Clinton menduduki peringkat teratas, hal ini tidak terlalu mengejutkan mengingat bahwa Hillary merupakan calon yang didukung penuh oleh panel tersebut.

Walaupun menduduki peringkat teratas, Clinton termasuk kehilangan poin paling banyak dibandingkan tokoh lainnya. Hal ini karena para anggota panel tersebut mengharapkan Hillary untuk lebih vokal dalam mendukung Israel. (dn/jp/smedia)


Akhirnya Israel Akui Solusi Dua Negara


Lieberman dalam pidato terbarunya, mengatakan Israel menyetujui solusi dua negara

Deputi Menteri Luar Negeri Israel mengatakan bahwa negaranya akhirnya akan menerima perjanjian perdamaian komprihensif dengan Palestina yang akan memasukkan sebuah solusi dua negara.

“Pemerintah Israel, karena tradisi demokratis kami dan karena prinsip kontinuitas, akan tunduk dengan semua komitmen sebelumnya yang diambil oleh pemerintahan sebelumnya, termasuk penerimaan dari peta jalan kepada perdamaian yang akan menuntun pada sebuah solusi dua negara,” Daniel Ayalon mengklaim pada Minggu lalu.

Ayalon menujukan secara internasional dukungan pada ‘Inisiatif Perdamaian Arab’ 2002, yang menawarkan Israel perdamaian dan hubungan normal dengan negara-negara Arab dengan imbalan untuk penarikan dari semua daerah yang telah diduduki pada perang tahun 1967.

Sementara Menteri Luar Negeri kejam Israel Avigdor Lieberman memulai kunjungan empat hari ke Italia, Perancis, dan Republik Czechnya, dan Jerman pada Senin, untuk menghilangkan kekhawatiran tentang kebijakan pemerintahan Israel yang baru pada perdamaian dengan warga Palestina.

Hal ini datang setelah Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman, dalam pidato pertamanya sebagai Menteri Luar Negeri pada 1 April silam, mencengangkan dunia ketika ia menolak negosiasi yang dipimpin AS beberapa tahun terakhir dan mengatakan bahwa sebuah komitmen sebelumnya yang Israel buat untuk negara bagian Palestina ‘tidak memiliki validitas’.

Merujuk pada konferensi Annapolis yang disponsori AS, Lieberman mengatakan “Pemerintahan Israel tidak pernah mengesahkan Annapolis, tidak juga parlemen.”

Imigran Rusia yang sekarang mengepalai partai Yisrael Beiteinu (Israel adalah Rumah Kami) dalam pemerintahan koalisi Israel telah menolak dari gagasan konsesi apa pun kepada Palestina dan menyatakan bahwa “siapa pun yang berfikir bahwa melalui konsesi, perdamaian akan diraih merupakan kesalahan. Ia hanya mengundang tekanan dan lebih banyak perang.”

Pada gilirannya, setelah menjabat sebagai Perdana Menteri, Netanyahu juga menolak gagasan sebuah negara bagian Palestina dan malahan menyarankan ‘aturan sendiri’ bagi Palestina.

Sementara itu, perluasan yang tanpa belas kasihan dari pemukiman Israel di daerah terduduki bersamaan dengan ‘Dinding Pemisah Israel’ menciptakan ‘fakta di lapangan’, yang merusak kelangsungan hidup dari Negara Palestina yang mungkin diperbolehkan untuk menerima keberadaan dengan persetujuan tanpa protes dari Israel, dibalik ‘Bantustan’ yang terisolasi, dikelilingi dan yang bergantung seluruhnya pada Israel untuk kelangsungan hidup mereka.

Pada wajah fakta-fakta tersebut, menteri luar negeri Uni Eropa (EU) mengatakan pada bulan lalu bahwa ikatan-ikatan persatuan dengan Israel mungkin dapat memburuk jika pemerintah dari perdana mentri Hawkish Benjamin Netanyahu membuang solusi dua negara untuk mengakhiri konflik tersebut.

Presiden Israel, Simon Peres dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama pada 5 Mei. Netanyahu akan mengunjungi Washington pada bulan selanjutnya dengan tujuan untuk memastikan dukungan Amerika Serikat bagi Israel. (ppt/ptv/smedia)

Iran: Israel Belum Kenal Kami

Katagori : Focus
Oleh : Redaksi 07 Jul, 09 - 11:00 pm


Rahbar: Iran Akan Buat Perhitungan Dengan Barat

Seorang pejabat senior Iran telah memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap negara itu akan memicu “respon skala penuh".

"Saya pikir Amerika dan Israel sepenuhnya menyadari hasil seperti apa yang akan muncul dari keputusan yang salah seperti itu," kata Alaeddin Boroujerdi, ketua parlemen dari Keamanan Nasional dan Komisi Kebijakan Luar Negeri, di Jepang pada hari Senin.

"Jenis penghakiman salah seperti itu akan menjadi ancaman ke seluruh kawasan Timur Tengah dan dunia," tambahnya.

"Israel menunjukkan kekuatan militer yang cukup dalam perang 22-hari," paparnya. "Jika sebuah serangan Israel terjadi, maka Republik Islam Iran akan merespon dalam skala sangat penuh dan sangat terarah. Saya rasa Israel belum kenal Iran sepenuhnya."

Pernyataan Boroujerdi muncul setelah mantan Presiden Joe Biden mengatakan Washington tidak akan menghalangi jika Israel ingin menyerang Iran.

Pejabat Israel telah sering terancam Iran dengan aksi militer untuk menghentikan program nuklir mereka. Tel Aviv dan sekutu Baratnya telah menuduh negara Islam itu mengembangkan senjata nuklir.

Namun tuduhan itu disangkal Teheran yang menegaskan bahwa seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan non proliferasi nuklir (NPT) Iran berhak untuk memperkaya uranium untuk tujuan damai.

Israel secara luas diyakini menjadi satu-satunya-kekuatan bersenjata nuklir di Timur Tengah.

Israel takut Iran sedang mengembangkan senjata nuklir yang menargetkan negara Yahudi itu. Iran menyangkal mereka sedang mengejar sebuah persenjataan atom, dan berkata hanya ingin menghasilkan daya nuklir bagi listrik negaranya.

Israel mengatakan pemerintahnya akan lebih memilih untuk menghentikan program nuklir Iran melalui diplomasi, tetapi tidak dapat menyingkirkan kemungkinan serangan militer.

Sebelumnya dilaporkan bahwa kapal selam Israel berlayar melalui kanal Suez ke Laut Merah sebagai bagian dari sebuah latihan oleh pangkalan angkatan laut bulan lalu, sumber-sumber pertahanan mengatakan pada hari Jumat, menggambarkan manuver yang tidak biasa ketika menunjukan jangkauan strategisnya di hadapan Iran.

Israel telah lama menyimpan tiga kapal selam kelas Dolphinnya, yang secara luas dianggap membawa misil nuklir, jauh dari Suez sehingga tidak dapat terlihat oleh penjaga pelabuhan Mesir.

Broujerdi juga membela tindakan keras pada demonstran yang mewarnai akhir pemilihan presiden Iran.

Pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi telah mengatakan bahwa pemilihan 12 Juni, di mana Presiden Mahmoud Ahmadinejad telah diumumkan sebagai pemenangnya, tidak sah dan terjadi penipuan. Huru-hara dan protes mengikuti hasil pemilu tersebut, walaupun Iran telah membatasi cakupan media menjadikannya sulit untuk mengkonfirmasikan beberapa laporan.

Broujerdi polisi mengatakan Iran bertindak hanya untuk memulihkan ketertiban, dan menuduh Mousavi memprovokasi protes tersebut.

"Tidak ada kebingungan. Iran sekarang sedang berada dalam situasi yang damai," katanya. Broujerdi mengunjungi Jepang sebagai ketua dari Liga Persahabatan Parlemen Jepang-Iran.

Dewan Pengawas, badan pengawasan atas pemilihan Iran, menyatakan hasil pemilu tersebut sah pekan lalu. Ahmadinejad direncanakan akan diambil sumpahnya dalam waktu satu bulan ini untuk empat tahun keduanya. (iw/ptv/ap/reu/smedia)


Rahbar: Iran Akan Buat Perhitungan Dengan Barat
.jpg hspace="5" width="150" align="right">Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut kebutuhan paling penting bagi dunia Islam khususnya bangsa Iran saat ini adalah persatuan dan kewaspadaan dalam menghadapi tipu daya musuh yang berusaha menebar perpecahan. Hal itu dikatakan beliau dalam pidatonya di depan ribuan orang di Husseiniyah Imam Khomeini (ra) Tehran hari ini (6/7) pada acara peringatan milad Imam Ali bin Abi Thalib (as).

Rahbar mengingatkan Barat dan pihak asing untuk tidak intervensi dalam urusan internal Iran. Menurut beliau pemilihan umum presiden tanggal 12 Juni di Iran adalah pesta demokrasi yang sesungguhnya. Partisipasi hampir 40 juta warga dalam pemilu adalah anugerah Ilahi yang patut disyukuri. Untuk mensyukurinya bangsa ini harus menjaga persatuan, kasih sayang antar sesama, mempertahankan semangat, dan melanjutkan gerak laju revolusi serta tak salah dalam menentukan kawan dan lawan.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa intervensi musuh ditujukan untuk menciptakan perpecahan di tengah bangsa ini. Beliau mengatakan, "Sejumlah pemimpin dan pejabat tinggi Barat termasuk Presiden, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri secara jelas dan transparan melakukan intervensi dalam urusan internal Iran yang tak ada sangkut pautnya dengan mereka. Anehnya mereka tetap mengaku tidak intervensi, padahal mereka secara jelas memprovokasi para pengacau dan menyebut bangsa Iran sebagai bangsa perusuh."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan kembali bahwa para pengacau keamanan pasca pemilu hanya berjumlah segelintir orang yang menerima uluran dana dari pihak Barat untuk menjalankan misi tertentu sebagai imbalannya. Beliau menegaskan, "Wajar jika ada sekelompok orang yang terpukul dan sedih ketika kandidat yang dijagokannya tak memenangi pemilu. Tapi ini bukan berarti kerusuhan. Sebab, pemilu menentukan mayoritas dan minoritas dalam sebuah negara yang memiliki aturan. Karena itu tak benar jika lantas media-media Amerika dan Eropa yang notabene dikuasai orang-orang Zionis menyebut rakyat Iran sebagai perusuh. Ini jelas pelecehan terhadap bangsa Iran."

Rahbar dengan keras memperingatkan para pemimpin Barat dan mengatakan, "Mereka harus berhati-hati dalam berucap dan bersikap. Sebab rakyat Iran pasti akan merekasi setiap ucapan dan sikap mereka."

"Kita", kata beliau, "akan memperhitungkan seluruh pernyataan dan sikap intervensi negara-negara Barat, dan pasti, untuk ke depan penilaian kita akan berdampak negatif pada hubungan Republik Islam Iran dengan mereka."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Pemerintahan Islam ini telah mendulang pengalaman sepanjang tiga puluh tahun dengan kegigihan dan resistensinya. Pukulan telak yang disarangkan bangsa Iran ke muka sejumlah negara Barat ternyata belum menyadarkan mereka. Mereka tetap rakus terhadap negeri dan bangsa ini. Mereka salah dan harus siap membayar kesalahan dengan mahal."

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan kedudukan tinggi Imam Ali bin Abi Thalib (as) di sisi Rasulullah SAW. Seluruh lembar kehidupan Imam Ali adalah panutan untuk pendidikan Islam dan penuh dengan pelajaran bagi kebahagiaan dan kesempurnaan umat Islam. Rahbar mengatakan, "Salah satu pelajaran berharga dari lembar kehidupan Imam Ali adalah jiwa perjuangannya untuk menegakkan keadilan dan menjaga persatuan di tengah masyarakat muslim. Di jalan ini Imam Ali (as) berjuang dengan pengorbanan tinggi dan gigih dalam menghadapi berbagai kesulitan. Sering beliau merelakan haknya terampas demi kebaikan dan kepentingan Islam." (irib)

 

Kisah Mualaf 2009 Template is Designed by ABC