Sabtu, 12 September 2009

Iran: Israel Belum Kenal Kami

Katagori : Focus
Oleh : Redaksi 07 Jul, 09 - 11:00 pm


Rahbar: Iran Akan Buat Perhitungan Dengan Barat

Seorang pejabat senior Iran telah memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap negara itu akan memicu “respon skala penuh".

"Saya pikir Amerika dan Israel sepenuhnya menyadari hasil seperti apa yang akan muncul dari keputusan yang salah seperti itu," kata Alaeddin Boroujerdi, ketua parlemen dari Keamanan Nasional dan Komisi Kebijakan Luar Negeri, di Jepang pada hari Senin.

"Jenis penghakiman salah seperti itu akan menjadi ancaman ke seluruh kawasan Timur Tengah dan dunia," tambahnya.

"Israel menunjukkan kekuatan militer yang cukup dalam perang 22-hari," paparnya. "Jika sebuah serangan Israel terjadi, maka Republik Islam Iran akan merespon dalam skala sangat penuh dan sangat terarah. Saya rasa Israel belum kenal Iran sepenuhnya."

Pernyataan Boroujerdi muncul setelah mantan Presiden Joe Biden mengatakan Washington tidak akan menghalangi jika Israel ingin menyerang Iran.

Pejabat Israel telah sering terancam Iran dengan aksi militer untuk menghentikan program nuklir mereka. Tel Aviv dan sekutu Baratnya telah menuduh negara Islam itu mengembangkan senjata nuklir.

Namun tuduhan itu disangkal Teheran yang menegaskan bahwa seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan non proliferasi nuklir (NPT) Iran berhak untuk memperkaya uranium untuk tujuan damai.

Israel secara luas diyakini menjadi satu-satunya-kekuatan bersenjata nuklir di Timur Tengah.

Israel takut Iran sedang mengembangkan senjata nuklir yang menargetkan negara Yahudi itu. Iran menyangkal mereka sedang mengejar sebuah persenjataan atom, dan berkata hanya ingin menghasilkan daya nuklir bagi listrik negaranya.

Israel mengatakan pemerintahnya akan lebih memilih untuk menghentikan program nuklir Iran melalui diplomasi, tetapi tidak dapat menyingkirkan kemungkinan serangan militer.

Sebelumnya dilaporkan bahwa kapal selam Israel berlayar melalui kanal Suez ke Laut Merah sebagai bagian dari sebuah latihan oleh pangkalan angkatan laut bulan lalu, sumber-sumber pertahanan mengatakan pada hari Jumat, menggambarkan manuver yang tidak biasa ketika menunjukan jangkauan strategisnya di hadapan Iran.

Israel telah lama menyimpan tiga kapal selam kelas Dolphinnya, yang secara luas dianggap membawa misil nuklir, jauh dari Suez sehingga tidak dapat terlihat oleh penjaga pelabuhan Mesir.

Broujerdi juga membela tindakan keras pada demonstran yang mewarnai akhir pemilihan presiden Iran.

Pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi telah mengatakan bahwa pemilihan 12 Juni, di mana Presiden Mahmoud Ahmadinejad telah diumumkan sebagai pemenangnya, tidak sah dan terjadi penipuan. Huru-hara dan protes mengikuti hasil pemilu tersebut, walaupun Iran telah membatasi cakupan media menjadikannya sulit untuk mengkonfirmasikan beberapa laporan.

Broujerdi polisi mengatakan Iran bertindak hanya untuk memulihkan ketertiban, dan menuduh Mousavi memprovokasi protes tersebut.

"Tidak ada kebingungan. Iran sekarang sedang berada dalam situasi yang damai," katanya. Broujerdi mengunjungi Jepang sebagai ketua dari Liga Persahabatan Parlemen Jepang-Iran.

Dewan Pengawas, badan pengawasan atas pemilihan Iran, menyatakan hasil pemilu tersebut sah pekan lalu. Ahmadinejad direncanakan akan diambil sumpahnya dalam waktu satu bulan ini untuk empat tahun keduanya. (iw/ptv/ap/reu/smedia)


Rahbar: Iran Akan Buat Perhitungan Dengan Barat
.jpg hspace="5" width="150" align="right">Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut kebutuhan paling penting bagi dunia Islam khususnya bangsa Iran saat ini adalah persatuan dan kewaspadaan dalam menghadapi tipu daya musuh yang berusaha menebar perpecahan. Hal itu dikatakan beliau dalam pidatonya di depan ribuan orang di Husseiniyah Imam Khomeini (ra) Tehran hari ini (6/7) pada acara peringatan milad Imam Ali bin Abi Thalib (as).

Rahbar mengingatkan Barat dan pihak asing untuk tidak intervensi dalam urusan internal Iran. Menurut beliau pemilihan umum presiden tanggal 12 Juni di Iran adalah pesta demokrasi yang sesungguhnya. Partisipasi hampir 40 juta warga dalam pemilu adalah anugerah Ilahi yang patut disyukuri. Untuk mensyukurinya bangsa ini harus menjaga persatuan, kasih sayang antar sesama, mempertahankan semangat, dan melanjutkan gerak laju revolusi serta tak salah dalam menentukan kawan dan lawan.

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menjelaskan bahwa intervensi musuh ditujukan untuk menciptakan perpecahan di tengah bangsa ini. Beliau mengatakan, "Sejumlah pemimpin dan pejabat tinggi Barat termasuk Presiden, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri secara jelas dan transparan melakukan intervensi dalam urusan internal Iran yang tak ada sangkut pautnya dengan mereka. Anehnya mereka tetap mengaku tidak intervensi, padahal mereka secara jelas memprovokasi para pengacau dan menyebut bangsa Iran sebagai bangsa perusuh."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan kembali bahwa para pengacau keamanan pasca pemilu hanya berjumlah segelintir orang yang menerima uluran dana dari pihak Barat untuk menjalankan misi tertentu sebagai imbalannya. Beliau menegaskan, "Wajar jika ada sekelompok orang yang terpukul dan sedih ketika kandidat yang dijagokannya tak memenangi pemilu. Tapi ini bukan berarti kerusuhan. Sebab, pemilu menentukan mayoritas dan minoritas dalam sebuah negara yang memiliki aturan. Karena itu tak benar jika lantas media-media Amerika dan Eropa yang notabene dikuasai orang-orang Zionis menyebut rakyat Iran sebagai perusuh. Ini jelas pelecehan terhadap bangsa Iran."

Rahbar dengan keras memperingatkan para pemimpin Barat dan mengatakan, "Mereka harus berhati-hati dalam berucap dan bersikap. Sebab rakyat Iran pasti akan merekasi setiap ucapan dan sikap mereka."

"Kita", kata beliau, "akan memperhitungkan seluruh pernyataan dan sikap intervensi negara-negara Barat, dan pasti, untuk ke depan penilaian kita akan berdampak negatif pada hubungan Republik Islam Iran dengan mereka."

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Pemerintahan Islam ini telah mendulang pengalaman sepanjang tiga puluh tahun dengan kegigihan dan resistensinya. Pukulan telak yang disarangkan bangsa Iran ke muka sejumlah negara Barat ternyata belum menyadarkan mereka. Mereka tetap rakus terhadap negeri dan bangsa ini. Mereka salah dan harus siap membayar kesalahan dengan mahal."

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan kedudukan tinggi Imam Ali bin Abi Thalib (as) di sisi Rasulullah SAW. Seluruh lembar kehidupan Imam Ali adalah panutan untuk pendidikan Islam dan penuh dengan pelajaran bagi kebahagiaan dan kesempurnaan umat Islam. Rahbar mengatakan, "Salah satu pelajaran berharga dari lembar kehidupan Imam Ali adalah jiwa perjuangannya untuk menegakkan keadilan dan menjaga persatuan di tengah masyarakat muslim. Di jalan ini Imam Ali (as) berjuang dengan pengorbanan tinggi dan gigih dalam menghadapi berbagai kesulitan. Sering beliau merelakan haknya terampas demi kebaikan dan kepentingan Islam." (irib)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kisah Mualaf 2009 Template is Designed by ABC