Sabtu, 12 September 2009

Kami Mujahid, Teroris Bukanlah Islam !



Pers Australia Langsung Menuduh Kelompok Islam. watch The Truth about Bali Bombing!

Sebagaimana bisa ditebak, media Barat, khususnya Australia, langsung mencurigai kelompok Islam di balik kejadian.

Tak sampai beberapa jam kejadian bom, media-media Australia langsung menyebut kelompok Islam sebagai pelaku. Situs The Australian, Jumat (17/7) langsung mencurigai Jamaah Islamiyah berada di balik teror bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Ini terlihat pada judul berita, “Jakarta hotel blasts kill seven, bear mark of Jemaah Islamiah” karangan Stephen Fitzpatrick, Mark Dodd.
Tidak ada argumentasi atau pembeberan indikasi kuat yang melatari kecurigaan itu, kecuali sekadar mengabarkan bahwa “kecuriagaan segera tertuju pada teror Jamaah Islamiah, pelaku serangan Hotel JW Marriott tahun 2003 yang menewaskan 12 orang.” Sedangkan metode serangan kali ini, katanya, menunjukkan peralihan strategi JI.

The Australian juga menyebutkan, dari 48 korban luka, ada satu warga Australia. Identitasnya belum mereka ketahui. Dikutip juga kesaksian Tom Warden, 25, dari Australia yang disebutkan bekerja di Hotel Ritz-Carlton. Saat kejadian itu ia sedang menyiapkan sarapan.

Media Australia lainnya, ABC News, dalam judul “Fatal Jakarta Blasts: Top U.S. Terror Experts Point to al Qaeda-Connected Group ”, langsung bisa menyebut nama Noordin Mohammad Top.

Sementara itu, Rohan Gunaratna, ahli terorisme internasional yang juga Direktur International Center for Political Violence and Terrorism Research (ICPVTR) di Nanyang Technological University Singapura juga langsung menuduh kelompok Islam. [cha/abc/ta/blom/hidayatullah]


Kami Mujahid, Teroris Bukanlah Islam !
Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, organisasi sosial-keagamaan terbesar di kawasan timur Indonesia dan berkantor pusat di Palu, Sulawesi Tengah, mengutuk keras peledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriot Jakarta pada Jumat pagi.

Ormas ini menilai perbuatan tersebut sebagai tindakan brutal dan tidak berperikemanusiaan.
"Kami mengutuk sekeras-kerasnya perbuatan itu karena telah mengorbankan orang lain yang tidak berdosa. Karena itu, siapa pun pelakunya harus segera ditangkap dan diadili," pinta Ketua Dewan Ulama PB Alkhairaat, KH Drs Dahlan Tangkaderi, kepada pers di Palu, Jumat (17/7).

Menurut dia, apapun alasannya peledakan di Jakarta yang diduga merupakan aksi bom bunuh diri itu sangat tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Apalagi di Negara Indonesia sendiri semua permasalahan yang ada masih dapat diselesaikan secara musyawarah, karena adanya sikap keterbukaan dari pemerintah untuk menuntaskannya.

Ia menjelaskan, kondisi di negara Indonesia sangat jauh berbeda dengan di Irak.

Kalau aksi bom bunuh diri di Irak kemungkinan masih dapat diteloransi karena memang ada pandangan sebagian masyarakat di sana bahwa tidak ada lagi jalan keluarnya untuk memecahkan masalah bangsa dan negaranya akibat kuatnya intervensi asing.

Tapi, katanya, keadaan di Indonesia sangat tidak dibenarkan melakukan aksi brutal semacam bom bunuh diri, sebab masih banyak cara yang bisa dilakukan dalam menyelesaikan semua persoalan yang ada dalam masyarakat.

Namun, Tangkaderi yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Sulawesi Tengah itu meminta pihak-pihak berwenang di dalam negeri tidak terburu-buru menuduh kelompok tertentu sebagai pelaku peledakan tersebut, sebelum mendapatkan alat bukti kuat yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Di negara kita ini memang masih ada kelompok-kelompok garis keras, bukan saja dari Islam tetapi juga dari semua agama. Tapi untuk mengarahkan pelakunya dari kelompok mana, harus didasarkan pada alat bukti pendukung yang kuat guna menghindari munculnya masalah baru," tuturnya.

Tangkaderi juga meminta pemerintah Indonesia untuk menghindari intervensi asing dalam penyelidikan dan pengusutan kasus peledakan bom pada Jumat pagi di Jakarta itu, agar proses penyelesaian masalahnya tidak diintervensi pihak asing.

"Peristiwa ledakan bom di Jakarta itu adalah masalah dalam negeri kita sendiri, sehingga harus diselesaikan oleh aparat keamanan kita sendiri," tuturnya.

Dia juga menyarankan perlunya pemerintah Indonesia mengevaluasi masalah yang ada di dalam negerinya sendiri untuk kemudian diselesaikan secara simultan dan tuntas, sebab banyak faktor yang mempengaruhi muncul sikap radikalisme dari sebagian penduduknya.

Di negeri kita ini, kata dia, ada penggusuran di mana-mana, preman masih berkeliaran, hingga muncul orang-orang nekad karena melihat masih ada ketidakadilan sosial lainnya yang terbiarkan.

"Masalah-masalah seperti itu perlu segera dicarikan jalan keluar terbaik dan harus menyentuh akar masalahnya agar tidak semakin menyulitkan pemerintah dan masyarakat di belakang hari," demikian Tangkaderi yang mantan Kepala Kanwil Depag Sulawesi Tengah ini. (dakta)


Jangan Terlalu Dini Menuduh Islam
Pernyataan Azyumardi ini disampaikan terkait pernyataan mantan Kepala Intelijen Hendropriyono yang mengarahkan telunjuknya kepada gerakan Wahabi terkait peristiwa bom Hotel Marriot dan Ritz Charlton.

"Terlalu dini jika mengatakan begitu. Kalau kita langsung mengarahkan telunjuk kepada salah satu ormas Islam, kita bisa dimarahi," kata Azra.

Seperti diketahui, Hendro saat diwawancarai sebuah TV swasta via sambungan telpon Jumat malam mengatakan bahwa pasca tragedi bom Marriot dan Ritz Charlton, pemerintah hendaknya lebih mengantisipasi gerakan Wahabi di Indonesia, stigma yang acap dibuat menyudutkan kelompok Islam. Selain itu, Hendro juga mengatakan bahwa gerakan organisasi Islam transnasional seperti Ikhwanul Muslimin mestinya menjadi perhatian serius.

Di kesempatan yang sama Azra meminta agar petinggi negara tidak gegabah mengeluarkan pernyataan yang rentan memantik kontroversi dan kekhawatiran di masyarakat terkait tragedi ini.

Tindakan teror yang terjadi kemarin, tegas Azra, sangat tidak bisa dibenarkan. "Ini tragedi kemanusiaan yang membuat hati kita tersayat. Saya mengutuk tindakan tak beradab tersebut," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, pada Jum'at (07/17) kemarin sekitar pukul 07.45 WIB ledakan besar terjadi di dua hotel bintang lima di kompleks Mega Kuningan, yakni Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton. Akibatnya, banyak korban luka-luka, baik warga negara Indonesia atau warga asing yang kini dilarikan ke Rumah Sakit MMC dan Rumah Sakit Jakarta. [ain/hidayatullah]


Din Syamsuddin: Jangan Mengaitkan Bom dengan Agama
Dalam sebuah pesan pendek yang disampaikan kepada redaksi hidayatullah Dr. Din Syamsuddin meminta semua pihak tak mengaitkan kasus bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton dengan agama.

Din juga menyesalkan aksi tersebut terjadi. Ia menilai tindakan ini sebagai sesuatu yang sangat tidak berperikemanusiaan.

Lebih jauh, ia meminta kepada pemerintah mengusut tuntas dan menciptakan ketenangan di masyarakat. Selain itu, Din juga berharap agar pemerintah menghindri ketegangan dalam kehidupan masyarakat .

Sebagaimana diketahui, sekitar pukul 07.45 WIB ledakan besar terjadi di dua hotel bintang lima di kompleks Mega Kuningan yakni Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton. Akibatnya, banyak korban luka-luka baik warga negara Indonesia dan warga asing yang kini dilarikan ke Rumah Sakit MMC dan Rumah Sakit Jakarta.

Rencananya, Hotel Ritz Carlton menjadi tempat penginapan para pemain kesebelasan Manchester United dan Hotel JW Marriott tempat menginap para pemain Indonesian All Star. [cha/hidayatullah]


Ba’asyir: Itu Makar Orang Kafir!
Pengasuh PP Al-Mukmin, Ngruki Ustad Abubakar Ba’syir memprediksi, peledakan JW Marriot merupakan makar orang kafir.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Solo, Ustad Abubakar Ba’asyir mengatakan, peledakan JW Marriot adalah makar orang kafir untuk menyudutkan Islam.

“Prediksi saya sementara, itu makar orang kafir agar (aparat) ada alasan lagi bertindak keras terhadap aktivis Islam, “ demikian ujar Ustad Abu.

Meski mengaku prediksi ini agak terburu-buru, karena aparat sedang mengumpulkan bukti, namun Ba’asyir mengaku punya alasan kuat.

Pertama, lanjut Ba’asyir, kasus ini terjadi setelah terjadinya Pemilu Presiden. Kedua, kasus ini terjadi di saat tekanan aparat terhadap para aktivis Islam sudah mulai melunak.

Menurut Ba’asyir, dakwah Islam sekarang ini lebih marak dan jauh lebih militan. Nah, pemandangan ini tentu membuat tak nyaman orang kafir. Apalagi, para aktivis dakwah sekarang sudah mulai terang-terangan bersikap keras terhadap paham demokrasi.

Lebih jauh, pria kelahiran Jombang, 17 Agustus 1938 ini juga mengingatkan aparat keamanan untuk tetap berhati-hati menyikapi kejadian ini dan tidak bertindak berlebihan terhadap aktivis dakwah.

“Saya ingatkan agar berhati-hati jangan berada di pihak orang kafir dan menyudutkan orang Islam, “ katanya. [cha/hidayatullah]


BACA - KILAS BALIK BOM BALI

DI : http://swaramuslim.net/galery/more.php?id=A6126_0_18_0_M


Steve Johnson, seorang private investigator warga negera Australia dan juga seorang Mualaf sedang memegang Brosur "Ultimate Explosion Party" yang tertera tanggal acara sama persis dengan peristiwa Bom Bali.
visit his web : http://ozboyfile.realrepublic.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kisah Mualaf 2009 Template is Designed by ABC