Sabtu, 29 Agustus 2009

"Carissa Margaret"

KDNY (Kabar Dari New York):
M. Syamsi Ali : Imam Masjid Islamic Cultural Center of New York
imageDiiringi linangan airmata, Carissa meminta semua mendoakannya agar dikuatkan menjalani Islam. Alhamdulillah, seminggu sebelum memasuki bulan Ramadhan, Carissa mengucapkan kalimat “syahadat”

Sabtu lalu wanita baya ini dengan resmi dan pasti menerima Islam sebagai jalan hidupnya. Diapun rupanya diam-diam telah mempersiapkan nama baru yang singkat “Nur” (cahaya) dengan harapan semoga dengan Islam hidupnya akan semakin bersinar. Nur adalah asli wanita Amerika putih. Setiap minggu sejak sekitar 4 bulan lalu tanpa mengenal lelah, baik di saat hujan ataupun panas, wanita cacat itu selalu datang tepat waktu di Islamic Forum for non Muslims dengan kendaraan orang cacat (Wheel chair). Walaupun Carissa adalah wanita cacat (lumpuh) namun penampilannya melebihi sebagian wanita karena memang dia adalah wanita yang berkecukupan.

Sejak memulai belajar islam di Islamic Forum, dia sudah memakai pakaian Muslimah, bahkan memakainya setiap kali keluar dari rumahnya. Justru suatu ketika dia pernah berkata: “Saya merasa lebih terlindungi dengan jilbab dan pakaian saya ini”.

Selain itu, bagi Carissa, belajar Islam bukan sekedar untuk tahu. Dia belajar dan sekaligus mempraktekkannya. Seringkali sampai kepada hal-hal yang kecilpun dipertanyakan, misalnya bagaimana kalau dia mengambil wudhu dan susah mencuci kaki karena keadaannya. Atau suatu ketika mempertanyakan bagaimana kalau naik ke bus dengan kereta orang cacat dan disentuh oleh sopir bus pria (di saat dibantu menaiki bus), dll.

Bahkan sejak belajar Islam, segala hal-hal yang menjadi praktek kaum Muslimin menjadi perhatiannya, seperti makanan, minuman, pakaian, dll. Ternyata belakangan saya tahu kalau Carissa belum melakukan “syahadat” karena khawatir setelah shahadah dia gagal melakukan hal-hal yang seharusnya dia lakukan. Dia bahkan pernah berkata: “I really believe strongly that this is the truth, but worried not to be able to carry out what Allah wants me to do”.

Sejak belajar Islam Carissa juga telah memperlihatkan “trust” (kepercayaan) yang tinggi kepada saya, sehingga terkadang hal-hal yang pribadi juga dikonsultasikan. Suatu ketika ada seorang lelaki mendekatinya. Semua hal ditanyakan, misalnya bolehkan saya bicara lewat telpon, bolehkan saya ketawa jika berbicara dengan pria tersebut, dll. Bahkan, walaupun belum mendeklarasikan imannya, dia sudah bertekad untuk tidak akan menikah kecuali jika orang tersebut benar-benar punya komitmen dengan Islam.

Carissa juga memiliki keingin tahuan yang sangat tinggi. Terkadang karena dia mendominasi kelas dalam melakukan pertanyaan, saya bercanda: “Kamu saja mewakili yang lain bertanya”. Memang sebagian besar peserta forum, khususnya yang pendatang baru masih ragu-ragu bertanya. Boleh karena memang masih malu, boleh juga karena khawatir menanyakan sesuatu yang dianggap sensitive dan menyinggung. Padahal, seringkali setiap memulai kelas itu, khususnya jika ada pendatang baru saya menjelaskan bahwa dalam Islam tidak ada yang perlu disakralkan untuk ditanyakan.

Pengaruh Huda

imageCarissa sangat mengagumi salah seorang peserta Islamic forum yang juga baru masuk Islam. Dia adalah Huda (Saya tulis di media ini sebelumnya berjudul "I am a second wife" ). Hudalah yang ternyata diam-diam selama ini selalu melakukan da’wah infiradi (da’wah secara individu) kepada Carissa, sehingga dia seolah menjadi mentor pribadinya.

Maka setiap kali Huda absen dari kelas, sudah pasti Carissa meminta agar ceramah yang disampaikan bisa dirangkum dalam tulisan untuk dia sampaikan ke Huda. Tidak jarang juga dia singgah di tokoh buku Islamic Center untuk membelikan buku yang dia tahu disenangi oleh Huda. Seringkali pula ketika Carissa menyampaikan pertanyaan yang mungkin dianggap kurang sesuai oleh Huda, biasanya Huda memberikan tanda untuk menghentikan pertanyaan tersebut.

Huda pulalah rupanya yang meyakinkan Huda bahwa setelah belajar Islam dan yakin bahwa inilah jalan benar, jangan lagi menyia-nyiakan kesempatan itu. Huda menasehatkan Carissa untuk mendeklarasikan iman (syahadat) sebelum Ramadhan. Alhamdulillah, seminggu sebelum memasuki bulan Ramadhan Carissa mengucapkan “syahadat”. Diiringi linangan airmata, Carissa meminta kepada semua yang menyaksikan untuk mendoakannya agar dikuatkan menjalan Islam setelah resmi masuk ke dalamnya.

Sabtu lalu, hari pertama puasa, Carissa datang lebih awal dari waktu biasanya. Rupanya dia datang membawa setumpuk pertanyaan, mulai dari masalah-masalah puasa, sahur, dll. Carissa juga menceritakan bagaimana dia berusaha melaksanakan shalat secara benar. Dia meletakkan buku penuntun shalat di depan kursi rodanya dan membacanya. Dia juga meminta saya untuk merekam bacaan-bacaan shalat sehingga memudahkan bagi dia menghafalnya.

Selamat Carissa, semoga dikuatkan di jalan ridhaNya!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kisah Mualaf 2009 Template is Designed by ABC